Langsung ke konten utama

tugas 6


Pengaruh Investasi Dalam Perekonomian Suatu Negara

Investasi

Investasi dalam negeri pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi, yang merupakan komponen yang sangat penting dalam menyumbang pendapatan nasional dalam negeri.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga kredit, tenaga kerja dan kurs Rp/US$ terhadap investasi dalam negeri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis ekonometri OLS untuk menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi investasi dalam negeri di Indonesia.

Analisis ekonometri menunjukan bahwa inflasi dan suku bunga kredit tidak signifikan terhadap investasi dalam negeri, sedangkan dua variabel lainnya yaitu tenaga kerja dan kurs Rp/US$ berpengaruh signifikan terhadap investasi dalam negeri di Indonesia.

Saran yang diberikan dalam penelitian ini sebaiknya pemerintah menyediakan pengembangan sistem terpadu seperti dunia pendidikan, pelatihan keterampilan yang sepadan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Sebab tersedianya jumlah tenaga kerja yang berkualitas akan semakin meningkatkan daya juang dalam meningkatkan kapasitas produksi yang selanjutnya dapat semakin meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di dalam negeri dan pemerintah sebaiknya mengantisipasi rendahnya kurs dengan kebijakan revaluasi yaitu kebijakan menaikan nilai tukar domestik terhadap nilai tukar asing. Karena dengan terapresiasinya Kurs Rp/US $ dapat menambah kegairahan investasi dalam negeri.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Seperti yang kita ketahui, aktivitas investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia.

            Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain: Pertama faktor kestabilan perekonomian negara, yang dirasa penting bagi investor dalam menjamin kepastian mereka berinvestasi,  Kedua faktor perubahan dan perkembangan teknologi, Ketiga faktor tingkat suku bunga dan Keempat faktor prospek ekonomi di masa datang.

            Mengenai masalah kestabilan perekonomian, merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam melakukan investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia, menurut Kepala Ekonom DBS Bank David Carbon, saat ini menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung stabil.

            Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga penting dalam akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi.

            Faktor ketiga adalah mengenai tingkat suku bunga. Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di suatu negara tingkat suku bunganya rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya apabila tingkat bunga tingginya, maka investasi dari kredit bank pun akan tidak menguntungkan.

            Menurut hasil polling yang pada website beritadaerah.com, didapatkan hasil bahwa prospek ekonomi di masa datanglah yang merupakan faktor yang paling mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk adanya suatu peningkatan aktivitas perekonomian di masa datang merupakan salah satu faktor penentu untuk para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi. Jika diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, maka investor kemungkinan besar tidak akan menyia-nyiakan peluang yang memungkinkan untuk meraih keuntungan lebih besar di masa yang datang.

            Adanya investasi dapat menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran bagi suatu negara dan juga  masyarakatnya. Dengan adanya kegiatan investasi dapat  memungkinkan masyarakat untuk dapat  meningkatkan kegiatan ekonomi dan memperoleh kesempatan kerja, sedangkan bagi negara, kegiatan investasi dapat meningkatkan pendapatan nasional. Semuanya itu berujung pada satu kata yaitu, “kemakmuran”. Mari kita berharap, ke depannya Indonesia akan semakin baik lagi dan dapat menjadi salah satu  tempat ideal bagi para investor untuk melakukan kegiatan investasi.

Uraian yang berikut juga akan menerapkan beberapa faktor penting yang menentukan investasi. Investasi terutama ditentukan oleh tingkat bunga. Apabila tingkat bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya tingkat bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan tingkat bunga kepada investasi digambarkan pada gambar 2.3 dibawah ini. Misalkan apabila tingkat bunga adalah r5 jumlah investasi adalah I1. seterusnya misalkan tingkat bunga turun ke r2, ini akan menyebabkan pertambahan investasi, menjadi I2. Sebaliknya, apabila tingkat bunga naik menjadi r1 akan terjadi kemerosotan investasi, yaitu menjadi I5




Gambar 2.3 Kurva Fungsi Investasi


Investasi yang berupa investasi tetap bisnis (businesss fixed invesment) disebut juga model investasi neo klasik. Model neoklasik mengkaji manfaat dan biaya perusahaan untuk memiliki barang-barang modal. Model tersebut menunjukkan bagaimana tingkat investasi atau tambahan persediaan modal dipengaruhi oleh :
             (1) produk marginal modal (MPK),
             (2) biaya modal dan
             (3) aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan (Mankiw,2003).

 Produk marjinal modal (MPK) adalah output tambahan yang diproduksi dengan satu unit modal tambahan. Untuk menjelaskan bagaimana perekonomian aktual mengubah modal dan tenaga kerja menjadi barang dan jasa (output) dapat digunakan pendakatan fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut :

Y = AK
α L1−α
dimana Y adalah output, K modal, L tenaga kerja, parameter A adalah tingkat teknologi, dan α adalah parameter antara nol dan satu yang mengukur bagian modal atas out put.

Produk marjinal modal adalah :
MPK = α A K α −1 L1−α
Dari persamaan ini, dengan mengetahuii bahwa α berada antara nol dan satu, kita bisa melihat bahwa kenaikan dalam jumlah modal akan mengurangi MPK. Semakin banyak modal yang dimiliki perusahaan, semakin kecil unit modal tambahan atas output.

Biaya Modal bergantung pada harga modal, tingkat bunga riil, dan tingkat penyusutan.

Biaya Modal = P K ( r+
δ )
Perubahan dalam persediaan modal, yang disebut investasi netto (net investment) bergantung pada perbedaan antara Produk marginal modal dan Biaya modal. Jika produk marginal modal melebihi biaya modal, perusahaan akan menganggap menguntungkan untuk menambah persediaan modal. Jika produk marginal modal kurang dari biaya modal, mereka membiarkan persediaan modal mengecil. Jadi dapat dirumuskan sbb :
Δ K =I n [ MPK- (P K /P)(r+δ ) ] ,
Dimana I n ( ) adalah fungsi yang menunjukkan berapa banyak investasi netto merespon insentif untuk investasi. Bila kita menderivasi fungsi investasi maka pengeluaran total atas investasi tetap bisnis adalah jumlah investasi netto dan penggantian dari modal yang disusutkan. Fungsi Investasi adalah :
I = I n [ MPK –(P K /P)(r+δ ) ]+ δ K
Dari rumusan diatas dapat diketahui bahwa Investasi tetap bisnis bergantung pada
produk marginal modal, biaya modal dan jumlah penyusutan atau depresiasi.
Aturan perpajakan juga dapat mempengaruhi tingkat investasi. Ada dua jenis
perpajakan yang penting yang akan mempengaruhi tingkat investasi yaitu :

1)      pajak pendapatan perusahaan atau yang lazim disebut “PPH Badan” adalah pajak atas laba perusahaan. Semakin besar persentase pajak pendapatan yang dikenakan pada laba perusahaan maka investasi akan berkurang, dengan demikian pajak pendapatan perusahaan menghambat investasi.

2)      kredit pajak investasi (investment credit tax) adalah provisi pajak yang mendorong akumulasi modal. Kredit pajak investasi mengurangi pajak perusahaan dalam jumlah tertentu untuk setiap dolar yang dikeluarkan atas barang- barang modal. karena perusahaan memperoleh kembali sebagian dari pengeluarannya atas modal baru dalam pajak yang lebih rendah, kredit tersebut menurunkan harga beli efektif dari unit modal. jadi kredit pajak investasi menurunkan biaya modal dan meningkatkan investasi. Menurut Nopirin (2000) :”Faktor yang mempengaruhi investasi adalah tingkat bunga, penyusutan, kebijakan perpajakan serta perkiraan tentang penjualan dan kebijakan ekonomi”.

Tingkat bunga dapat mempengaruhi para pengusaha dalam memutuskan apakah harus melaksanakan investasi yang direncanakan atau membatalkannya. Maka tingkat bunga dapatlah digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan para pengusaha dalam suatu tahun tertentu.

Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan di dalam kegiatan produksi atau usaha-usaha lain mereka dinamakan mengadakan pembaharuan atau inovasi. Pada umumnya makin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaharuan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan perubahan-perubahan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal yang baru, dan ada kalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik/industri yang baru. Maka makin banyak perubahan atau pembaharuan yang dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan dicapai.

Disamping oleh tingkat pendapatan nasional yang dicapai, besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha ditentukan pula oleh tingkat perubahan perubahan pendapatan nasional dari tahun ke tahun. Para pengusaha melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuh memenuhi permintaan atas barang-barang yang mereka produksi. Makin cepat perkembangan permintaan atas barang-barang yang mereka produksi, makin banyak pertambahan produksi yang mereka lakukan.

Keuntungan menimbulkan suatu pengaruh lain atas investasi. Keuntungan yang tinggi merupakan suatu petunjuk bahwa perusahaan itu sedang menghadapi perkembangan dalam permintaan atas barang yang diproduksinya. Agar permintaan yang berkembang ini dapat dipenuhi di masa-masa yang akan datang, maka investasi baru harus segera dilakukan.


Faktor – Faktor Penentu Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia

Faktor-faktor yang memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia:
1. Faktor internal:
         Faktor Internal ekonomi : kondisi fundamental ekonomi seperti perkembangan inflasi, jumlah cadangan devisa, kondisi sektor perbankan, realisasi RAPBN, kebijakan ekonomi pemerintah di bidang fiskal dan moneter serta perkembangan ekspor nasional.
         Faktor internal nonekonomi : kondisi politik dan sosial, keamanan, dan hukum (berkaitan dengan kepastian hukum di bidang kegiatan bisnis dan pelaksanaan otonomi daerah)
2. Faktor eksternal : Prospek perekonomian dan perdagangan dunia Kondisi politik global Pertumbuhan Ekonomi

 Faktor-Faktor penentu Perubahan Struktur Ekonomi:
1. sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya
yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk konsumsi bahan makanan. Sedangkan permintaan terhadap bahanbahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat tersebut sesuai dengan hukum Engels, dimana teori Engels mengatakan bahwa, makin tinggi pendapatan masyarakat maka akan semakin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar.

2. Perubahan teknologi yang terus–menerus berlangsung
Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-kegiatan ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya perluasan pasar serta kegiatan perdagangan. Dengan demikian akan tercipta produk baru yang tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumsi masyarakat desa tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat kota.

3. Peningkatan dalam pendapatan dan taraf  hidup penduduk
Melalui perubahan struktur ekonomi, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup penduduk, sebab perkembangan sektor kedua mewujudkan lebih peluang pekerjaan

4. Intervensi pemerintah
kebijakan yang berpengaruh langsung terhadap perubahan struktur ekonomi adalah kebijakan pemberian insentif bagi sektor industri atau tidak langsung lewat pengadaan infrastruktur

5. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan mimuman.


Perubahan Struktur Ekonomi

Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB atau PN akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi
ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas ) yang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Ada kecendrungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis) bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi tersedia.
Menurut Kuznets, perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural. Didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi
         Aggregate Demand (AD), perdagangan luar negeri (ekspor impor),
         Aggregate Supply (AS) atau produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).
         Transformasi struktural dapat dilihat pada perubahan pangsa Nilai Output (NO) atau Nilai Tambah Bruto (NTB) dari setiap sektor di dalam pembentukan PDB atau PNB atau PN.
Berdasarkan hasil studi Chenery dan Syrquin, perubahan pangsa dalam periode jangka panjang menunjukkan suatu pola dimana kontribusi sektor primer semakin turun dan sektor sekunder dan tersier semakin meningkat.
Kontribusi output dari pertanian (sektor primer) terhadap pembentukan PDB mengecil, sedangkan pangsa PDB dari industri manufaktur dan jasa (sektor sekunder dan tersier) mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan PDB atau PN per kapita. Pangsa output sektoral thd PDB Tersier Sekunder Primer Waktu Perubahan Struktur Ekonomi
Indikator lain yang digunakan dalam studi-studi empiris untuk mengukur pola perubahan struktur ekonomi adalah :
         distribusi kesempatan kerja menurut sektor. Pada tingkat pendapatan rendah (tahap awal pembangunan ekonomi), sektor-sektor primer merupakan kontributor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
         Pada tingkat pendapatan per kapita yang tinggi (tahap akhir) sektor-sektor sekunder terutama industri menjadi sangat penting dalam penyediaan kesempatan kerja. Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (Low Developing Countries (LDC’s), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam 30 tahun terakhir, meskipun pola dan prosesnya berbeda antar Negara
Variasi tersebut disebabkan oleh :
         Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi). Jika suatu negara awalnya sudah memiliki basis industri dasar (mesin, baja) yang relatif kuat, maka akan mengalami proses indutrialisasi yang lebih pesat/cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri ringan (tekstil, pakaian, alas kaki)
         Besarnya pangsa dalam negeri (kombinasi jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita).
         Pola distribusi pendapatan. Jika pendapatan per kapita meningkat pesat namun tidak diiringi dengan distribusi yang relatif merata, maka kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri

Karakteristik dari industrialisasi.
         Misalnya cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang diberikan bagi pelaku di bidang industri.
         Keberadaan SDA. Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA justru mengalami pertumbuhan ekonomi lebih rendah atau terlambat melakukan industrlalisasi atau tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) dari pada negara miskin SDA.
         Kebijakan perdagangan luar negeri. Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), memiliki pola dan hasil industrilaisasi yang berbeda dibandingkan negara yang menerapkan kebijakan terbuka (outward looking). Banyak negara berkembang seperti Indonesia yang menerapakn kebijakan protektif terhadap sektor industrinya (kebijakan industri substitusi impor/ISI).
         Namun, hasilnya adalah sektor industrinya berkembang tidak efisien dan memiliki tingkat diversifikasi rendah, khususnya lemah dalam kelompok industri tengah (hollow midle industry). Sehingga lebih tepat dikatakan menerapkan sistem produksi assembling.
         Kasus Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia. Orde Baru hingga sekarang dapat dikatakan terjadi perubahan struktur ekonomi cukup pesat.
      Data BPS : 1970 : NTB sektor pertanian : 45% thd PDB, tahun 1990 tinggal 16 – 20% thd PDB. Ini menunjukkan penurunan pangsa pertanian dalam pembentukan PDB.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi :
1.      Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakanproses pembangunan.

2.      Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3.      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatanproses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4.      Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5.      Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas
















SUMBER  :

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Faktor+%E2%80%93+Faktor+Penentu+Pertumbuhan+dan+Perubahan+Struktur+Ekonomi+di+Indonesia&source=web&cd=27&ved=0CEQQFjAGOBQ&url=http%3A%2F%2Fwww.mdp.ac.id%2Fmateri%2F2011-2012-1%2FEK302%2F032083%2FEK302-032083-690-4.pptx&ei=TD2bT9etDIW3rAedsNhD&usg=AFQjCNE1mbJFMvnW74fx2910ZWduW1OHLQ&cad=rja
http://www.lepmida.com/column.php?id=430&awal=0
(rebecca tobing-febi supit/FB/bd)
http://eprints.undip.ac.id/32111/1/Skripsi_6.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20167/4/Chapter%20II.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Inggris Bisnis 2 : TOEFL

NAMA : MOHAMMAD MIRSAD NPM    : 28211818 KELAS: 3EB09       Test of English as a Foreign Language Test of English as a Foreign Language or TOEFL is a standardised test of English language proficiency for non-native English language speakers wishing to enroll in U.S. universities. The test is accepted by many English-speaking academic and professional institutions. TOEFL is one of the two major English-language tests in the world, the other being the IELTS . TOEFL is a trademark of ETS ( Educational Testing Service ), a private non-profit organisation, which designs and administers the tests. The scores are valid for two years; then they are no longer reported. History In 1962, a national council made up of representatives of thirty government and private organizations was formed to address the problem of ensuring English language proficiency for non-native speakers wishing to study at U.S. universities. This council recommended the development and adminis

Sejarah Perkembangan Akuntansi Di Asia

Nama           : Mohammad Mirsad NPM           : 28211818 Kelas          : 4EB09   ·          Perkembangan Akuntansi di ASIA 1.       Thailand 2.       Japan 3.       Cina 4.       Singapura 5.       Korea Selatan 6.       Indonesia ·          Sistem Akuntansi Thailand Ø   Satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami kolonisasi.   Sistem akuntansi yang berlaku menunjukkan nilai transparansi dan informasi yang dibutuhkan investor   seperti pada negara-negara Anglo-Amerika Ø   Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Thailand adalah Thai GAPP berdasarkan pada IASS dan SAK Ø   Standart akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT berdiri pada tahun 1948 Ø   Standar Akuntansi Thailand dan Standar Pelaporan Keuangan yang diumumkan oleh Thailand Federasi Profesi Akuntansi (FAP) sesuai dengan Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS) diterapkan pada tahun 2011. ·          Sistem A

AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

1. Definisi Akuntansi     Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. 2. Fungsi Akuntansi     Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Fungsi dasar akuntansi: a. Menciptakan sistem akuntansi b. Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memasukkan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan c. Memberikan laporan/keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian ak