Nama :
Mohammad Mirsad
NPM :
28211818
Kelas :
4EB09
·
Perkembangan
Akuntansi di ASIA
1. Thailand
2. Japan
3. Cina
4. Singapura
5. Korea
Selatan
6. Indonesia
·
Sistem
Akuntansi Thailand
Ø Satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami kolonisasi. Sistem akuntansi yang berlaku menunjukkan nilai
transparansi dan informasi yang dibutuhkan investor seperti pada negara-negara Anglo-Amerika
Ø Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum di Thailand adalah Thai GAPP berdasarkan pada IASS
dan SAK
Ø Standart
akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT berdiri pada tahun 1948
Ø Standar
Akuntansi Thailand dan Standar Pelaporan Keuangan yang diumumkan oleh Thailand
Federasi Profesi Akuntansi (FAP) sesuai dengan Standar Akuntansi Internasional
(IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS) diterapkan pada
tahun 2011.
·
Sistem
Akuntansi Japan
Regulasi
Akuntansi
Ø Penetapan
standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 oleh ASBJ
Ø Tahun
2003 didirikan Certified Public Accountant and Auditing Oversight Board.
Ø ASJB
juga bekerja sama dengan IASB dalam mengembangkan IFRS (2011)
Pengukuran
Akuntansi
Ø Laporan
Konsolidasi
Ø Goodwill
diukur berdasarkan nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi &
diamortasikan 20tahun
Ø Metode
ekuitas digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi ketika induk dan
anak perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan keuangan dan
operasionalnya.
·
Mengenal Sistem Akuntansi Cina
1. Sejarah
akuntansi Cina berawal pada tahun 2200 SM selama masa Dinasti Hsiu
2. Pada
awal tahun 1900 sistem pembukuan ganda dikenalkan, Kemudian pada tahun 1940,
sistem akuntansi berorientasi barat dilaksanaka pada perusahaan besar dan
pelajaran akuntansi di tingkat universitas pun meningkat dipengaruhi oleh UK
dan AS.
3. Tetapi
RRC pada tahun 1949 berubah drastis dengan pengenalan sistem akuntansi Uni
Soviet dan tekanan atas keseragaman dan kontrol terpusat untuk tujuan rencana
nasional. Sejak 1978, pendekatan ini telah dimodifikasi mengikuti kebijakan
"pintu terbuka" ke dunia luar dan program ambisius Cina untuk
medernnisasi.
4. Tahun
1992, Kementrian Keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk Perusahaan
Bisnis ( Accounting Standar for Business Enterprises – ASBE )
5. Komite
Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standards Committee--CASC) didirikan
pada tahun 1998
6. ASBE
yang baru diterbitkan pada tahun 2001. Sebelum tahun 2005, seluruh perusahaan
milik Negara akan diwajibkan untuk mengadopsi ASBE dan selanjutnya akan
diperluas kepada seluruh perusahaan berukuran menengah dan besar
·
Sistem Akuntansi Singapura
Ø Standar
akuntansi dikenal sebagai Standar Pelaporan Keuangan Singapura (SFR) dan
didasarkan pada IFRS. Semua perusahaan dengan periode keuangan yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2003 harus memenuhi SFR.
Ø Akrual
berbasis akuntansi adalah salah satu pelaku utama dari standar akuntansi
Singapura. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Di bawah dasar ini,
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui ketika mereka terjadi (dan
bukan sebagai kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan mereka dicatat
dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan periode yang
berhubungan
Ø Singapura
telah mengadopsi semua Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IASB,
kecuali AIS No.40 tentang Investment Property, yang direvisi oleh
IASB dan berlaku pada 1 Januari 2005.
Contoh
Standar Akuntansi di Singapura
• FRS
2 – Persediaan
Standar
akuntansi menyediakan akuntansi persediaan. menentukan biaya dan pengakuan
selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan ke nilai realisasi bersih
• FRS
18 - Pendapatan
mengatur
perlakuan akuntansi atas pendapatan yang dihasilkan selama perjalanan bisnis.
Menentukan kapan mengakui pendapatan.
• PSAK
2
Ketika
persediaan yang dijual, nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai
beban pada periode di mana pendapatan terkait diakui.
• PSAK
18
Pendapatan
dari penjualan barang harus diakui pada saat itu kemungkinan manfaat ekonomi
yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke entitas. Pendapatan harus
diukur dengan nilai pasar wajar dari penerimaan atau piutang.
·
Standar Akuntansi Keuangan Di Korea Selatan
Ø Korea Accounting Standards Board (KASB) telah merilis
sebuah laporan pada pelajaran dari adopsi Korea dari International Financial
Reporting Standards (IFRS).
Ø Korea mengumumkan 'roadmap' untuk adopsi setara Korea
International Financial Reporting Standards (K-IFRS) pada tahun 2007
Ø Sebanyak
3.126 entitas, termasuk 1.783 entitas yang terdaftar, 201 lembaga keuangan
non-terdaftar dan 1.142 entitas non-terdaftar, mulai menerapkan IFRS pada tahun
2011.
·
Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun
1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit
yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia
berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini
mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya
di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada
era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso
1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat
ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen
Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda
mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik
Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa
penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama
era ini (Diga dan Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak
berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang
terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah
Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada tahun 1918.
Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan
H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting
Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang
bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang
akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan
Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul
pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947
hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari
(Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era
setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih
didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan
yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada
tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus
1997).
Daftar Pustaka
https://baracellona.wordpress.com/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi-di-indonesia-dan-internasional/
Komentar
Posting Komentar